Salah satu bentuk kecintaan seseorang pada sesuatu atau pada orang lain maka dia akan berusaha mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan barang atau orang tersebut. Begitu juga kecintaan kita terhadap Baginda Sayyidul ‘alam Rasulullah Muhammad ﷺ, kita perlu mengetahui garis keturunan atau leluhur Rasulullah ﷺ, agar semakin bertambah rasa mahabbah kita kepada beliau.
Berikut leluhur Nabi ﷺ sampai pada kakek yang kedua puluh :
Berikut leluhur Nabi ﷺ sampai pada kakek yang kedua puluh :
1. ABDULLOH, sang ayahanda.
Ketika beliau berjalan pada siang hari, aroma misik dan ambar menyebar dari tubuhnya dan ketika beliau berjalan pada malam hari, cahaya terang bagaikan lampu memancar dari wajahnya. Karena itulah penduduk Mekkah menyebut beliau dgn sebutan Misbahul Harom (lampunya tanah harom).
Ketika beliau berjalan pada siang hari, aroma misik dan ambar menyebar dari tubuhnya dan ketika beliau berjalan pada malam hari, cahaya terang bagaikan lampu memancar dari wajahnya. Karena itulah penduduk Mekkah menyebut beliau dgn sebutan Misbahul Harom (lampunya tanah harom).
2. ABDUL MUTHTHOLIB, kakek pertama.
Nama aslinya adalah Syaibatul Hamdi (sehelai uban yang terpuji). Dinamakan begitu karena beliau lahir dalam keadaan mempunyai sehelai uban di rambut kepalanya. Beliau digelari Abdul Muththolib karena ketika paman beliau yang bernama Muththolib pulang bersamanya dari kota Madinah dan memasuki kota Mekkah, para penduduk melihat cahaya di wajahnya yang memancar ke segala arah. Mereka pun menghampiri Sayyid Muththolib dan menanyakan siapakah anak yang bersamanya tersebut, Sayyid Muththolib menjawab :
“Hadza ‘Abdii” (ini adalah hambaku, maksudnya : keponakanku).
Maka mereka pun berseru : “Alangkah banyaknya cahaya dari Abdul Muththolib (keponakannya Muththolib), alangkah tampannya Abdul Muththolib.”
Beliau wafat di Burman dan dimakamkan di Hajun (daerah Yaman). Beliau wafat dalam usia 140 tahun menurut pendapat yang mu’tamad, ada yang mengatakan 110 tahun.
Nama aslinya adalah Syaibatul Hamdi (sehelai uban yang terpuji). Dinamakan begitu karena beliau lahir dalam keadaan mempunyai sehelai uban di rambut kepalanya. Beliau digelari Abdul Muththolib karena ketika paman beliau yang bernama Muththolib pulang bersamanya dari kota Madinah dan memasuki kota Mekkah, para penduduk melihat cahaya di wajahnya yang memancar ke segala arah. Mereka pun menghampiri Sayyid Muththolib dan menanyakan siapakah anak yang bersamanya tersebut, Sayyid Muththolib menjawab :
“Hadza ‘Abdii” (ini adalah hambaku, maksudnya : keponakanku).
Maka mereka pun berseru : “Alangkah banyaknya cahaya dari Abdul Muththolib (keponakannya Muththolib), alangkah tampannya Abdul Muththolib.”
Beliau wafat di Burman dan dimakamkan di Hajun (daerah Yaman). Beliau wafat dalam usia 140 tahun menurut pendapat yang mu’tamad, ada yang mengatakan 110 tahun.
3. HASYIM, kakek ke-dua.
Nama aslinya adalah ‘Amr. Beliau digelari Hasyim (penumbuk) karena beliau pernah menumbuk daging lalu dijadikan tsarid (makanan orang Arab) yang kemudian dibagikan kepada kaumnya ketika musim paceklik.
Ketika beliau berjalan, bebatuan dan pepohonan yang beliau lewati berkata kepadanya : “Bergembiralah wahai Hasyim, karena sesungguhnya nanti akan lahir darimu seorang Nabi yang akan menjadi penutup para nabi dan para rosul.”
Nama aslinya adalah ‘Amr. Beliau digelari Hasyim (penumbuk) karena beliau pernah menumbuk daging lalu dijadikan tsarid (makanan orang Arab) yang kemudian dibagikan kepada kaumnya ketika musim paceklik.
Ketika beliau berjalan, bebatuan dan pepohonan yang beliau lewati berkata kepadanya : “Bergembiralah wahai Hasyim, karena sesungguhnya nanti akan lahir darimu seorang Nabi yang akan menjadi penutup para nabi dan para rosul.”
Para sejarahwan berbeda pendapat mengenai usia hidup beliau. ada yang mengatakan 20 tahun, ada yg mengatakan 25 tahun.
4. ABDU MANAF, kakek ke-tiga.
Nama aslinya adalah Mughiroh. Beliau digelari Abdu Manaf (orang yang tinggi) karena beliau adalah orang mulia di tengah kaumnya. Ada juga yang mengatakan karena beliau adalah orang yang jangkung. Sebelumnya, beliau juga digelari Qomarul Bath-haa (rembulannya tanah Mekkah) karena ketampanannya.
Beliau adalah kakek ketiganya Baginda Nabi ﷺ, kakek keempatnya Sayyidina Utsman, dan kakek kesembilannya Imam Syafi’i. Beliau wafat di Gaza, Palestina.
Nama aslinya adalah Mughiroh. Beliau digelari Abdu Manaf (orang yang tinggi) karena beliau adalah orang mulia di tengah kaumnya. Ada juga yang mengatakan karena beliau adalah orang yang jangkung. Sebelumnya, beliau juga digelari Qomarul Bath-haa (rembulannya tanah Mekkah) karena ketampanannya.
Beliau adalah kakek ketiganya Baginda Nabi ﷺ, kakek keempatnya Sayyidina Utsman, dan kakek kesembilannya Imam Syafi’i. Beliau wafat di Gaza, Palestina.
5. QUSHOYY, kakek ke-empat.
Nama aslinya adalah Mujammi’ (pemersatu). Dinamakan begitu karena melalui beliau Alloh mempersatukan suku-suku keturunan Sayyid Fihr (Quroisy).
Beliau digelari Qushoyy (orang yang jauh) karena beliau pernah tinggal jauh dari sanak keluarganya yang berada di Mekkah. Ceritanya, setelah ayah beliau meninggal, ibu beliau (Fathimah binti Sa’ad) membawanya pergi ke Yaman dan tinggal bersama suku Qudlo’ah.
Nama aslinya adalah Mujammi’ (pemersatu). Dinamakan begitu karena melalui beliau Alloh mempersatukan suku-suku keturunan Sayyid Fihr (Quroisy).
Beliau digelari Qushoyy (orang yang jauh) karena beliau pernah tinggal jauh dari sanak keluarganya yang berada di Mekkah. Ceritanya, setelah ayah beliau meninggal, ibu beliau (Fathimah binti Sa’ad) membawanya pergi ke Yaman dan tinggal bersama suku Qudlo’ah.
6. KILAB, kakek ke-lima (kalau dari garis ibu, beliau adalah kakek ke-empat).
Nama aslinya adalah Hakim. Beliau digelari Kilab (orang yang banyak anjingnya) karena beliau hobi berburu menggunakan anjing pemburu.
Nama aslinya adalah Hakim. Beliau digelari Kilab (orang yang banyak anjingnya) karena beliau hobi berburu menggunakan anjing pemburu.
7. MURROH, kakek ke-enam.
Beliau juga kakek keenamnya Sayyidina Abu Bakar. Nasab Imam Malik dan nasab Baginda Nabi ﷺ juga bertemu di beliau.
Beliau juga kakek keenamnya Sayyidina Abu Bakar. Nasab Imam Malik dan nasab Baginda Nabi ﷺ juga bertemu di beliau.
8. KA’AB, kakek ke-tujuh.
Beliau dinamakan Ka’ab (bambu) karena beliau adalah orang yang tinggi/jangkung. Beliau adalah kakek kedelapannya Sayyidina Umar.
Beliau dinamakan Ka’ab (bambu) karena beliau adalah orang yang tinggi/jangkung. Beliau adalah kakek kedelapannya Sayyidina Umar.
9. LU-AYY, kakek ke-delapan.
10.GHOLIB, kakek ke-sembilan.
Beliau dinamakan Gholib (pemenang) karena beliau selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya.
Beliau dinamakan Gholib (pemenang) karena beliau selalu dapat mengalahkan musuh-musuhnya.
11. FIHR, kakek ke-sepuluh.
Nama aslinya adalah Quroisy. Keturunan beliau disebut Jama’ah Qurosyiyyah (golongan Quroisy).
Nama aslinya adalah Quroisy. Keturunan beliau disebut Jama’ah Qurosyiyyah (golongan Quroisy).
12. MALIK, kakek ke-sebelas.
Beliau dinamakan Malik (pemilik) karena beliau adalah orang yang memiliki tanah Arab.
Beliau dinamakan Malik (pemilik) karena beliau adalah orang yang memiliki tanah Arab.
13. NADLOR, kakek ke-dua belas.
Nama aslinya adalah Qois. Beliau digelari Nadlor (orang yang elok rupanya/tampan) karena wajahnya memancarkan cahaya.
Nama aslinya adalah Qois. Beliau digelari Nadlor (orang yang elok rupanya/tampan) karena wajahnya memancarkan cahaya.
14. KINANAH, kakek ke-tiga belas.
Beliau disebut dengan sebutan Kinanah (tukang sembunyi) karena beliau selalu berada di rumah persembunyian di tengah-tengah kaumnya. Ada yang mengatakan karena beliau selalu menyembunyikan (melindungi) kaumnya dan menjaga rahasia mereka.
Beliau disebut dengan sebutan Kinanah (tukang sembunyi) karena beliau selalu berada di rumah persembunyian di tengah-tengah kaumnya. Ada yang mengatakan karena beliau selalu menyembunyikan (melindungi) kaumnya dan menjaga rahasia mereka.
15. KHUZAIMAH, kakek ke-empat belas.
Beliau meninggal dalam keadaan memeluk millah (agama) Nabi Ibrohim AS.
Beliau meninggal dalam keadaan memeluk millah (agama) Nabi Ibrohim AS.
16. MUDRIKAH, kakek ke-lima belas.
Nama aslinya adalah ‘Amr. Kuniyahnya/julukannya adalah Abu Hudzail. Beliau disebut dengan sebutan Mudrikah (orang yang mengejar sampai dapat) karena suatu ketika untanya melihat seekor kelinci lalu ia lari, kemudian beliau mengejarnya sampai dapat.
Nama aslinya adalah ‘Amr. Kuniyahnya/julukannya adalah Abu Hudzail. Beliau disebut dengan sebutan Mudrikah (orang yang mengejar sampai dapat) karena suatu ketika untanya melihat seekor kelinci lalu ia lari, kemudian beliau mengejarnya sampai dapat.
17. ILYAS, kakek ke-enam belas.
Beliau adalah orang yang pertama kali menggiring unta ke Baitul Harom untuk disembelih. Dari tulang iga beliau terdengar bacaan talbiyah Baginda Nabi ﷺ, seperti bacaan talbiyah yang diucapkan ketika melaksanakan ibadah haji. Kedudukan beliau di tengah bangsa Arab persis seperti kedudukan Luqman Al Hakim di tengah kaumnya.
Beliau adalah orang yang pertama kali menggiring unta ke Baitul Harom untuk disembelih. Dari tulang iga beliau terdengar bacaan talbiyah Baginda Nabi ﷺ, seperti bacaan talbiyah yang diucapkan ketika melaksanakan ibadah haji. Kedudukan beliau di tengah bangsa Arab persis seperti kedudukan Luqman Al Hakim di tengah kaumnya.
18. MUDLOR, kakek ke-tujuh belas.
Nama aslinya adalah ‘Amr. Beliau digelari Mudlor (orang yang suka masam atau orang yang memikat hati) karena beliau menyukai susu masam, kalau sekarang mungkin disebut yoghurt. Ada juga yang mengatakan karena beliau selalu memikat hati orang yang memandangnya. Orang yang memandangnya pasti langsung menyukainya, karena beliau adalah orang yang tampan. Beliau juga orang yang paling bagus suaranya di antara kaumnya.
Nama aslinya adalah ‘Amr. Beliau digelari Mudlor (orang yang suka masam atau orang yang memikat hati) karena beliau menyukai susu masam, kalau sekarang mungkin disebut yoghurt. Ada juga yang mengatakan karena beliau selalu memikat hati orang yang memandangnya. Orang yang memandangnya pasti langsung menyukainya, karena beliau adalah orang yang tampan. Beliau juga orang yang paling bagus suaranya di antara kaumnya.
19. NIZAR, kakek ke-delapan belas.
Beliau disebut dgn sebutan Nizar (sedikit dagingnya) karena beliau adalah orang yang berbadan kurus/krempeng. Di wajah beliau terpancar cahaya kenabian Baginda Nabi ﷺ. Beliau adalah orang yang pertama kali menulis kitab berbahasa arab. Nasab Imam Ahmad bin Hambal dan nasab Baginda Nabi ﷺ bertemu di beliau.
Beliau disebut dgn sebutan Nizar (sedikit dagingnya) karena beliau adalah orang yang berbadan kurus/krempeng. Di wajah beliau terpancar cahaya kenabian Baginda Nabi ﷺ. Beliau adalah orang yang pertama kali menulis kitab berbahasa arab. Nasab Imam Ahmad bin Hambal dan nasab Baginda Nabi ﷺ bertemu di beliau.
20. MA’ADD, kakek ke-sembilan belas.
Beliau adalah orang yang mempersiapkan strategi perangnya Bani Israil. Jika beliau memerangi musuh pasti beliau menang. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau adalah Nabi Armiyaa AS.
Beliau adalah orang yang mempersiapkan strategi perangnya Bani Israil. Jika beliau memerangi musuh pasti beliau menang. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa beliau adalah Nabi Armiyaa AS.
21. ‘ADNAN, kakek ke-dua puluh.
Beliau hidup pada zaman Nabi Musa AS.
Beliau hidup pada zaman Nabi Musa AS.
*Sumber : Kitab Madarijush Shu’ud – Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani.