Meskipun beliau adalah Pengurus Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama' (PBNU), beliau tidak fanatik terhadap NU.
Demikian ini bisa kita lihat melalui cara beliau di dalam memilih antara dua pemimpin. Yang pertama adalah NU sedangkan yang kedua bukan dari golongan NU, namun menurut beliau amaliyahnya sama dengan amaliyah NU.
Apabila memilih NU maka bahayanya begitu besar daripada yang bukan NU. Oleh karena itu beliau lebih memilih yang bukan NU yang bahayanya lebih sedikit (اخف الضرر) daripada yang NU.
Ini adalah salah satu bukti bahya beliau sangat memegang teguh ilmu syari'ah (ilmu agama) di dalam doktrin akidah Ahlu Sunnah Waljam'ah.
Di lain hari, ketika beliau berceramah, beliau menceritakan kenapa beliau berpindah-pindah partai mulai dari PPP, PKB, dan bahkan sampai mendirikan partai sendiri dengan nama PKNU bersama para ulama' sepuh lainnya.
Beliau berkata "Kalau ada partai yang lebih baik, maka akan saya tinggalkan partai yang lama dan saya ikuti partai yang baru".
Kalau kita menjadi pengurus ranting di NU, mungkin kita lebih memilih pemimpin yang NU karena ilmu kita terlalu sedikit sehingga bisa dipengaruhi oleh sifat-sifat fanatisme.
Semoga semua ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua dan mudah-mudahan kita semua senantiasa bisa meniru beliau. Aamin Allahumma Aamin.
.
ngaji9 | Ngatur Jiwo
www.ngaji9.blogspot.com