Sahabat yang biografinya akan kita ulas sekarang ini, adalah seorang sahabat yang masih kerabat dengan Sayyidina Umar bin Khottob t. Bahkan istri beliau yang menyebabkan Sayyidina Umar t memeluk agama Islam.
Beliau adalah Sa’id Bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail al ‘Adawy. Salah satu dari sepuluh sahabat yang mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah dengan masuk surga, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh beliau sendiri ” Saya pernah mendengar Rasulullah r bersabda : Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Tholhah di surga, Zubair di surga, Abdur Rahman bin Auf di surga, Sa’d bin Malik di surga. ” Kemudian Mughiroh bin Syu’bah bertanya pada Sa’id ; Apakah kamu yang nomer sembilan? Tinggalkanlah aku, kamu yang berada di nomer sembilan, jawab Sa’id. Mughiroh menanyakan pertanyaan yang sama pada Sa’id sampai berulang-ulang kali, sehingga Sa’id berkata : Saya yang nomer sembilan.
Sahabat yang ikut berperan dalam pengepungan kota Dimsyik ini tidak lain merupakan kerabat Sayyidina Umar t . Nasab beliau bertemu dengan Sayyidina Umar t di kakeknya yang bernama Nufail. Ibu beliau bernama Fathimah binti ba’jah. Kakek beliau yang bernama Amr bin Nufail adalah saudara se ayah dengan Khottob bin Nufail, ayah dari Sayyidina Umar t. Beliau juga menjadi saudara ipar Sayyidina Umar t dengan mempersunting adiknya yang bernama Fathimah Binti Khottob. Beliau memeluk agama Islam bersama istrinya di era permulaan, sebelum masuk Islamnya Sayyidina Umar t.
Pada waktu orang Islam menghadapi orang kafir dalam perang badar, beliau tidak ikut. Tetapi nama beliau masuk dalam daftar nama sahabat yang mengikuti perang badar yang disebutkan oleh Rasulullah r. Ketidak ikut sertaan beliau dalam perang yang dahsyat ini, bukan karena takut menghadapi orang kafir yang jumlahnya lebih banyak. Melainkan waktu itu, beliau bersama Tholhah bin Ubaidillah diutus Rasulullah r untuk mengintai keluarnya golongan Quraisy dari Negara Syam.
Di saat Rasulullah r mencari informasi tentang golongan Qurays, beliau mengutus Sa’id bin Zaid dan Tholhah bin Ubaidillah untuk mencarinya. Mereka berduapun langsung bergegas melaksanakan tugas yang diperintahkan Rasulullah r. Sehingga mereka berdua sampai di Hauro’ dan bermukim disana selama beberapa hari. Hingga suatu ketika, mereka bertemu dengan golongan Qurays tersebut. Sebelum Tholhah dan Sa’id pulang, berita tentang orang Qurays lebih dulu sampai pada Rasulullah r, dan beliau langsung mengajak para sahabatnya untuk keluar menghadapi orang Qurays, Sehingga mereka menjadi lemah, dan selalu bergerak disiang dan malam hari untuk menghindari kejaran dari pasukan Rasulullah r. disisi lain Tholhah dan Sa’id pergi dari hauro’ menuju kota Madinah guna memberikan informasi kepada Rasulullah r tentang golongan orang Qurays. Dan mereka tidak tahu, kalau Rasulullah r sudah keluar menghadapi orang Qurays. Disaat Rasulullah r menghadapi orang Qurays di perang badar itulah mereka sampai di kota Madinah. Disana mereka tidak mendapatkan Rasulullah r. Dan mereka keluar dari kota Madinah untuk menghalangi Rasulullah r, ketika mendengar kabar Rasulullah r akan menghadapi golongan Qurays. Setelah melewati perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka berdua bertemu dengan Rasulullah r di Turban tepatnya di sebuah tempat yang berada diantara jalan dan sungai kecil. Waktu itu, Rasulullah r hendak pulang dari perang badar. Meskipun mereka berdua tidak mengikuti perang badar, namun Rasulullah r memberi bagian sesuatu yang diperoleh dalam perang badar. Karena oleh Rasulullah r mereka berdua dianggap seperti mengikuti perang tersebut.
Banyak peperangan yang diikuti oleh sahabat yang satu ini. Diantaranya, perang uhud dan perang khondaq. Sahabat yang lebih dikenal dengan julukan Abul A’war ini termasuk golongan sahabat yang do’anya selalu dikabulkan oleh Allah. Diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya : Arwa binti Uwais pernah menuduh Sa’id bin Zaid mengambil sedikit tanah miliknya, dan dia melaporkan hal itu kepada Marwan bin Hakam. Sa’id pun berkata ketika ditanya oleh Marwan bin Hakam: Apakah saya berani mengambil sedikit tanah setelah mendengar sesuatu dari Rasulullah r ? Apa yang kamu dengar dari Rasulullah r? tanya marwan . Sa’id menjawab : saya mendengar Rasulullah r bersabda ” barang siapa mengambil sedikit dari bumi maka Allah akan menenggelamkannya sampai lapisan bumi yang ketujuh. kemudian Marwan berkata : saya tidak akan meminta saksi kepadamu setelah ini. Dan setelah itu Sa’id berdo’a : Ya Allah, apabila Arwa berdusta butakanlah matanya, dan matikanlah dia di tanahnya sendiri. Disaat Arwa berjalan diatas tanahnya, tiba-tiba dia terperosok kedalam lubang dan dia meninggal disana. Di hadits yang lain diceritakan : Sa’id berdo’a : Ya Allah, Apabila Arwa berbuat dzolim kepadaku butakanlah matanya, dan jadikan kuburannya di sumurnya sendiri. seketika itu mata arwa menjadi buta. Dan ketika dia hendak buang air, dia terjatuh ke dalam sumurnya dan meninggal disana.
Sa’id bin Zaid adalah seorang sahabat yang mempunyai tubuh tinggi dan berkulit sawo matang. Beliau wafat di Baqi’ dan dimakamkan di kota Madinah pada tahun 51 H menurut satu riwayat.