Suatu ketika Nabi Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati."
Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?"
Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar supaya hatiku tetap tenang".
Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Kemudian Nabi Ibrahim mencincang empat burung sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah. Keempat burung tersebut menurut sebagian versi adalah Merak, rajawali, gagak dan ayam dan kemudian beliau mencampurnya menjadi satu.
Lalu campuran daging, bulu, darah dan tulang tersebut diletakkan di empat bukit gunung yang berbeda. Kemudian Nabi Ibrahim berdiri sambil memegang kepala dari keempat burung tersebut di suatu tempat yang bisa melihat campuran daging, darah, bula dan tulang yang telah disebar tadi dan Nabi Ibrahim berkata : "kembalilah dengan idzin Allah !".
Kemudian bagian dari campuran keempat burung tadi melayang dan kembali lagi seperti sediakala tanpa kepala. Ketika Nabi Ibarahim memberi isyarah kepada salah satu burung tadi tanpa menunjukkan kepalanya maka burung itu akan menjauh. Dan apabila Nabi Ibrahim memberi isyarah dengan memegang kepalanya, maka burung tersebut mendekat dan kemudian utuh seperti sediakala.
Referensi : Tafsir Qurthubi 3/297
Lalu campuran daging, bulu, darah dan tulang tersebut diletakkan di empat bukit gunung yang berbeda. Kemudian Nabi Ibrahim berdiri sambil memegang kepala dari keempat burung tersebut di suatu tempat yang bisa melihat campuran daging, darah, bula dan tulang yang telah disebar tadi dan Nabi Ibrahim berkata : "kembalilah dengan idzin Allah !".
Kemudian bagian dari campuran keempat burung tadi melayang dan kembali lagi seperti sediakala tanpa kepala. Ketika Nabi Ibarahim memberi isyarah kepada salah satu burung tadi tanpa menunjukkan kepalanya maka burung itu akan menjauh. Dan apabila Nabi Ibrahim memberi isyarah dengan memegang kepalanya, maka burung tersebut mendekat dan kemudian utuh seperti sediakala.
Referensi : Tafsir Qurthubi 3/297
