Ada seorang ulama bernama Syaikh Abu Robi`, beliau berada dalam sebuah undangan acara dan sedang berada di ruang peresmanan untuk menjamu makanan yang telah di hamparkan, dan sebelumnya beliau telah berdzikir «Laa Ilaaha Illallooh» sebanyak 70000 kali, di antara para tamu ada seorang pemuda, anehnya saat pemuda itu menjulurkan tangannya untuk mengambil makanan tiba tiba dia menangis dan urung mengambil makanan tersebut, maka para tamu undangan pun bertanya tanya :
لم تبكي
"Mengapa engkau menangis duhai pemuda"
Pemuda itu pun menjawab :
أرى جهنم وأرى أمي فيها
"Aku melihat neraka dan ibuku di dalamnya"
Maka syekh abu robi` berdoa dalam hatinya :
اللهم إنك تعلم أني قد هللت هذه السبعين ألفا وقد جعلتها عتق أم هذا الشاب من النار
"Ya allah anda sudah tahu bahwa hamba telah membaca «Laa ilaa illallooh» sebanyak 70000 kali maka jadikanlah kalimat tauhidmu ini sebagai tebusan untuk pembebasan ibu pemuda ini dari api neraka"
Setelah itu tiba tiba pemuda itu pun berucap :
الحمد لله أرى أمي قد خرجت من النار وما أدرى ما سبب خروجها
"Segala puji bagi allah aku lihat ibuku telah keluar dari neraka dan aku tidak tahu apa sebabnya"
Maka pemuda itu pun riang kembali seperti sedia kala dan akhirnya bersedia menjamu makanan dan dapat bersenda gurau dengan tamu undangan yang lain.
Tahlil sebanyak 70000 kali adalah tebusan kecil (Ataqoh Sughro)
Membaca surat Al-ikhlas sebanyak 100000 kali adalah tebusan besar (Ataqoh Kubro).